Bekal merupakan hal penting dalam setiap perjalanan, baik perjalanan fisik maupun spiritual. Kehidupan di dunia ini adalah perjalanan sementara yang penuh dengan ujian, dan untuk menyusuri jalan ini dengan selamat, kita perlu mempersiapkan bekal. Allah mengingatkan kita tentang pentingnya berbekal dalam menjalani kehidupan di dunia ini dalam firman-Nya:
“Dan berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Ayat ini mengingatkan manusia untuk memperhatikan bekal yang mereka bawa dalam setiap aspek kehidupan, khususnya bekal dalam bentuk ketakwaan. Tanpa ketakwaan, manusia akan mudah tersesat dan tidak memahami tujuan akhir dari perjalanan hidupnya. Dalam konteks ini, bekal takwa menjadi penuntun yang akan membimbing seseorang menuju kehidupan yang penuh makna dan keselamatan di akhirat.
Bekal Ilmu sebagai Penerang
Ilmu adalah salah satu bentuk bekal paling dasar dan penting bagi setiap Muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah). Dengan ilmu, seseorang dapat mengenali perbedaan antara yang baik dan yang buruk, serta mengembangkan kecerdasan untuk memahami ajaran agama dengan benar. Selain itu, ilmu membantu manusia membangun karakter yang kuat dan mampu menghadapi berbagai tantangan di dunia ini.
Bekal ilmu bukan hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia yang dapat membawa kemaslahatan bagi orang banyak. Seorang Muslim dianjurkan untuk menguasai ilmu yang relevan dan bermanfaat, sehingga ia dapat berkontribusi positif bagi masyarakatnya. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.
Amal Shalih sebagai Bekal Abadi
Amal shalih adalah bekal lain yang akan dibawa seseorang hingga akhirat. Amal-amal yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dan cara yang benar akan menjadi pahala yang terus mengalir bahkan setelah seseorang meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda, “Jika manusia meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim). Amal shalih tidak hanya berwujud ibadah formal seperti shalat dan puasa, tetapi juga setiap perbuatan baik yang membawa manfaat bagi orang lain.
Keikhlasan dalam Setiap Perbuatan
Bekal selanjutnya adalah keikhlasan. Keikhlasan adalah landasan utama bagi setiap amal ibadah. Tanpa niat yang ikhlas, amal ibadah akan kehilangan nilainya di sisi Allah SWT. Allah berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5). Keikhlasan ini perlu senantiasa dijaga agar amal yang dilakukan benar-benar murni untuk mengharap ridha Allah SWT semata.
Kesabaran sebagai Penopang
Hidup di dunia tidak lepas dari ujian dan cobaan. Oleh karena itu, kesabaran menjadi bekal yang sangat penting. Allah berfirman, “Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46). Kesabaran adalah kunci bagi seseorang untuk tetap teguh di jalan yang benar, sekalipun ia harus menghadapi berbagai rintangan. Kesabaran bukanlah sikap pasif, tetapi sebuah bentuk kekuatan yang membimbing seseorang tetap tegar dan optimis dalam menghadapi kehidupan.
Rasa Syukur sebagai Penyeimbang
Rasa syukur juga merupakan bekal yang menguatkan jiwa. Allah SWT berjanji dalam firman-Nya, “Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7). Dengan bersyukur, seseorang akan lebih menghargai setiap nikmat yang diterimanya dan selalu berpikiran positif. Rasa syukur menjauhkan seseorang dari sikap serakah dan menjadikan hati lebih tenang serta merasa cukup dengan pemberian Allah SWT.
Kejujuran sebagai Modal Utama
Kejujuran adalah nilai fundamental yang harus dimiliki setiap Muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam setiap tindakan, sikap jujur sangat penting untuk membangun kepercayaan dan integritas. Orang yang jujur akan dihormati oleh orang lain dan dipercaya dalam setiap amanah yang diberikan kepadanya.
Doa sebagai Senjata
Doa adalah bekal rohani yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah SAW bersabda, “Doa adalah senjata bagi orang beriman.” (HR. Hakim). Melalui doa, seorang Muslim menyerahkan segala urusan kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya dalam setiap langkah kehidupan. Doa memberikan ketenangan jiwa dan keyakinan bahwa segala sesuatu berada di bawah kuasa Allah SWT.
Kesadaran akan Hari Akhir
Kesadaran bahwa hidup ini sementara dan akan ada hari pembalasan menjadi bekal penting lainnya. Orang yang sadar akan hari akhir akan hidup dengan hati-hati dan penuh pertimbangan, serta selalu berusaha untuk menjaga amalnya dari hal-hal yang merusak. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan-Nya dengan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110).
Menjaga Silaturahmi
Bekal lain yang perlu dipupuk adalah menjalin dan menjaga silaturahmi. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Silaturahmi bukan hanya menjaga hubungan persaudaraan, tetapi juga membuka peluang untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam kebaikan.
Dengan bekal-bekal ini, kita dapat menapaki jalan hidup dengan optimisme, keyakinan, dan persiapan yang matang untuk menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. (Efri Syamsul Bahri, MPI Foundation)
Daftar Pustaka
1. Al-Qur’an
2. Al-Bukhari, Imam. Shahih Bukhari.
3. Muslim, Imam. Shahih Muslim.
4. Ibnu Majah, Imam. Sunan Ibnu Majah.
5. Al-Hakim, Imam. Al-Mustadrak.