Mari kita renungi sejenak nasehat cucu Rasulullah saw berikut ini agar kita lebih memahami konsep dan pengertian ibadah dalam islam:
“Barangsiapa menjalani waktu pagi dan sorenya dengan menjadikan dunia sebagai perhatian utamanya, Allah akan meletakkan kefakiran di depan kedua matanya dan mencerai beraikan urusannya, sementara ia tidak akan memperoleh apa-apa dari dunia ini kecuali apa yang telah ditetapkan Allah baginya.
Dan barangsiapa yang menjalani waktu pagi dan sorenya dengan menjadikan akhirat sebagai perhatian utamanya, Allah akan memberikan rasa kecukupan di dalam hatinya, dan menghimpunkan semua urusannya.”
(Imam Ja’far Ash Shadiq ra)
APA YANG DIMAKSUD DENGAN URUSAN DUNIA?
Apakah ketika kita bekerja atau berbisnis mencari nafkah, kita sedang melakukan urusan dunia? Dan ketika kita ibadah seperti shalat atau puasa atau sedeqah … kita sedang melakukan urusan akhirat?
Peneliti agung dan ahli hadits Maulana Majlisi – semoga rahmat Allah tercurah atasnya – menyimpulkan bahwa APA SAJA YANG MENYEBABKAN KERIDHAAN ALLAH DAN KEDEKATAN MANUSIA KEPADA ALLAH SWT .. adalah tergolong URUSAN AKHIRAT, meskipun tampaknya seperti masalah duniawi, seperti perdagangan, industri, bisnis, dll.
Jika semua urusan “dunia” itu dilakukan dengan tujuan MENTAATI PERINTAH ALLAH untuk mencari nafkah misalnya maka pekerjaan/bisnis yang kita lakukan itu adalah IBADAH dan merupakan salah satu KEGIATAN AKHIRAT.
Sedangkan jika kita ibadah misalnya berpuasa dengan tujuan misalnya menghemat pengeluaran, atau beramal dengan tujuan meningkatkan CITRA DIRI atau istilahnya Riya, maka sesungguhnya amal ibadah itu akan dicatat sebagai URUSAN DUNIA.
Tipis sekali bedanya! Perbuatan ibadah kita bisa sama, namun HASIL nya BEDA. Yang membedakan adalah NIAT nya, motivasinya, tujuannya.
Karena itu wahai saudaraku, mari kita terus belajar mengatur dan mengendalikan NIAT-NIAT kita agar jangan sampai kita RUGI.
Sungguh alangkah beruntungnya kita, jika SEMUA AKTIVITAS, kita niatkan UNTUK RIDHA ALLAH SWT. Baik yang kita lakukan itu hal-hal yang kelihatannya urusan dunia, maupun ibadah-ibadah khusus ruhaniah.
Jika kita bekerja atau berbisnis dengan niat melaksanakan Perintah Allah swt yaitu kewajiban mencari nafkah untuk keluarga kita, maka sesungguhnya kita sedang melaksanakan perintah agama. Artinya kita sedang “melakukan ibadah” sesuai dengan perintah Islam.
Itulah konsep dan pengertian ibadah yang perlu kita tanamkan dalam praktek hidup sehari-hari.
Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, tentu kita harus menjaga syarat sah dan rukun ibadah kita. Ada banyak sekali peraturan-peraturan bisnis, perdagangan, dan kode etik muamalah Islam yang harus kita patuhi yang dengan sangat jelas telah Allah swt undang-undang kan dalam Al-Qur’an.
Kita wajib menjaga undang-undang itu. Kita wajib mematuhi peraturan-peraturan tsb, agar ibadah kita tidak menjadi “batal”.
Beberapa peraturan agama tsb antara lain agar kita selalu jujur, tidak curang, menepati janji, menunaikan hak-hak orang lain yang terkait dengan bisnis/pekerjaan kita, menjaga lisan, dllsb. Banyak sekali.
Pastikan bahwa HATI kita terjaga!
Waspadai TIPUAN dan GODAAN Syetan yang pasti akan mengusik-membisiki hati kita sehingga kita terjerumus …. sehingga pekerjaan dan bisnis kita akhirnya hanya sampai menjadi URUSAN DUNIA belaka.
Sungguh sangat disayangkan … mengapa tidak ia sekaligus dinilai sebagai IBADAH kita untuk tujuan akhirat kita.
Semoga Allah swt senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayang Nya kepada kita semua. Amin.